kebenaran memang relatife, aku tidak hanya mencari kebenaran saja tapi kesejahteraan bagi seluruh rakyat juga smile emoticon... kadang aku ingin menggabungkan dua sisi mata uang filsafat timur yang lebih metafisik, spiritual, mencari kebenaran sejati dan puncak kebahagiaan, lebih ke ghaiban dan akhirat, dan juga filsafat barat yang lebih materialistist , untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat, dan sistem yang tertata, rapih, bebas dari korupsi, banjir, kemiskinan, lapangan pekerjaan dll? Apakah sebagai seorang muslim kita diharamkan untuk kaya dan membantu sesama? seharusnya sistem itu menyangkut keduanya, untuk membangun peradaban yang lebih manusiawi dan ilahiah.
Terkadang aku bosan mendengar kata-kata agama , dan Islam... sepertinya kedua kata ini setiap hari melewati kuping saya hahahah
terus setelah kita mendapatkan kebenaran? apakah kita akan habiskan waktu kita untuk beribadah dan mengurusi agama saja? padahal hidup bukan melulu masalah agama, tapi kerja juga, bersosialisasi juga, membuat tatanan masyarakat juga, makan juga, hidup bukan melulu masalah agama
Apakah filsafat Islam tidak bicara tentang korupsi? tentang tatanan n akhlak masyarakat? tentang falsafah hidup yang dipegang masyarakat? tentang banjir? tentang pencurian? tentang perilaku Anak muda? tentang sistem dan tatanan masyarakat? tentang kebersihan? tentang kemiskinan?
Apakah filsafat Islam hanya bicara tentang Tuhan? tentang kiamat? tentang Yaumul Ba'ast? tentang Mukjizat? saja? apakah filsafat Islam hanya bicara aqidah dan akhirat saja?
Apakah filsafat Islam tidak ada kontribusinya dalam keduniawian? kenapa begitu ortodoks n apatis sekali terhadap dunia? memang akhirat lebih penting, tapi apakah tidak ada sedikit kontribusinya??? seperti filsafat Barat
Seharusnya orang kaya memberi kepada orang miskin dan merasa qanaah dan cukup dengan yang mereka punya, orang miskin berusaha n bekerja untuk merubah hidupnya agar hidup lebih baik, maka akan terjadi keseimbangan ekonomi, sosial, yang paling membutuhkan tasawuf dan irfan itu sebenarnya orang kaya, pejabat, koruptor, bagi orang miskin tak diwajibkan belajar. Walau pengetahuan harus tahu juga... setiap orang seharusnya diwajibkan belajar filsafat di sekolah-sekolah dasar seperti yang dilakukan di Amerika, Iran, agar mereka dibiasakan bekerja dan berbuat bukan karna dogmatis, ajaran-ajaran yg ditelan bulat-bulat, dan latah dengan istilah n kemajuan yg ada zaman sekarang, tanpa tahu hakikat, manfaat, dan kenapa melakukan seperti itu. Khususnya di Indonesia, menurut Penelitian banyak orang yang terlalu fokus pada ekonomi, apalagi di Jakarta. Tapi, cuek dengan keadaan sekitar seperti alam, banjir dsb. Kurangnya merasa memiliki, gotong royong dan gengsi, dan mengabaikan sisi-sisi kemanusiaan dan sosial. Masalah banjir yang tidak pernah beres di kota-kota besar contohnya, padahal menurut saya masalah banjir mudah jika kita mengikuti sistem yag telah diberlakukan negara maju lainnya. Kenapa harus di persuit jika bisa di permudah. Albert Einsten mengatakan "jika kita tidak bisa menjelaskan dengan sederhana, berarti kita belum paham dengan benar". Seperti halnya hidup ini, semakin kita paham hakikat hidup, maka hidup ini akan dipahami dengan sederhana dan bijak.
Apakah filsafat perlu? saya kira perlu? tapi bukan hanya filsafat agama?? kita lupa bahwa negara yang besar seperti Amerika, Iran dsb mempunyai banyak pemikir-pemikir dan teori2 seperti pragmatisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, wilayatulfaqih yang setiap waktu diperbaharui dengan semangat zaman dan agama dll. Jangan sampai kita terbawa arus zaman dan lingkungan, dan melupakan tujuan pertama kita ke dunia, "Orang yang mengetahui darimana dia, sedang dimana dia, dan akan kemana dia, hidup orang itu akan bijaksana, diberkati dan teratur?" . Bersambung....
Tuhan itu senang menguji, Tuhan yang melahirkan kita kedunia dalam dunia yang sengsara ini, Tuhan juga yang menguji kita dan menyuruh kita untuk kembali kepada-Nya dan surga, dan memberi maya-maya untuk mengganggu manusia agar tidak sampai kepada-Nya, menguji manusia dengan harta, tahta, wanita, keluarga. Agar jiwanya bersih dari nafsu-nafsu dan sampai kepada maqom nafsulmutmainnah, dimana jiwa dalam damai tanpa ada rasa sakit, derita, bahagia, marah, sengsara, takut, berani dll. Tuhan senang menguji agar mahluknya mengingat kepada-Nya yang menciptakannya,... Seperti halnya melempar jala ke lautan, tapi hanya sedikit ikan yang dapat, seperti juga Tuhan memberikan rahmatnya kepada semua orang didunia ini. Tapi, sebagian orang saja yang bisa terbebas dari hawa nafsu, kama (cinta), Bakti, Dharma, bahagia n sengsara dan menghilangkan dari dukka (keinginan-keinginan yang membuat manusia sengsara). Tuhan itu aneh sekali menyuruh manusia melakukan tugas n syariat, dan syariatnya itu pun berbeda, syariat sebagai syarat untuk sampai kepada hal yang bathini... Tuhan itu aneh,.. squint emoticon
Allohummasalaamatan fiddini waafiyatan filjasadi wajiyadatan filmi wabarokatan firizqi, watabatan qoblalmaut warohmatan indal maut, wamagfirotan ba'dalmaut. Allohumma hawin alayna fisakaro filmaut, wanajjataa minannar, wal afwa indalhisab, robbanaa latujiglana minladunka rohmatan innaka antalwahhab. Robbana aatina fidunya hasanah wafilakhiroti hasanah waqina adaa bannar..
subhanaka robbilizzati ama yaa sifuun, wassalaamun alalmursalin, walhamdulilahirobil alaamin..
Ya Alloh selamatkan aku dalam agamaku, dan sehat dalam ragaku, dan tambahkan ilmuku, dan berkah dlm rizki, dan taubat sebelum mati, dan rahmat ketika mati, dan pengampunan setelah mati, dan mudahkan dlm sakaratulmaut, dan jauhkan dari neraka, dan pengampunan dalam hisab, ya alloh berikan kebaikan di dunia, dan akhirat ... Alloh yg maha besar, dan keselamatan untuk Rasul, segala puji bagi Alloh yg menguasai alam
?#?Do?'a kebaikan dunia akhirat
seperti yang saya tanyakan tadi, apakah setelah kita bertemu Tuhan dan suluk dan menemukan kebahagiaan sejati. so what?? mau apa selanjtnya? apakah akan tetap melangit dan mengawang-ngawang, atau mengajak orang agar sama dengan kita melakukan suluk dan mencapai kebahagiaan sejati bertemu Tuhan? atau kita turun ke bumi dan mengaplikasikan konsep filsafat kita kepada masyarakat luas agar lebih bijaksana n arif, n membantu permasalahan masyarakat seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, kemiskinan??... apakah kita akan menjelaskan kepada masyarakat apa itu wujud? mahiyah? tasawuf dan irfan? filsafat teoritis? atau lebih ke filsafat praktis??
0 komentar:
Post a Comment