Thursday, 5 February 2015

AGAMA DAN SEKULARISASI (PEMISAHAN ANATARA AGAMA, POLITIK DAN DUNIAWI)

Ada kemungkinan mungkin ilmu yang aku cari ini tidak akan berguna di kemudian hari? atau akan berguna? Ntahlah, jika nanti tidak berguna? Untuk apa sekarang aku mencari?? squint emoticon
ada kemungkinan juga bahwa uang yang kita kumpulkan dan tabung itu tidak akan berguna, tidak akan berguna di akhirat
untuk apa kita hidup jika kita akan mati?
untuk apa kita bahagia jika kita nanti akan bersedih?
Untuk apa kita sekolah jika nanti kita akan kerja?
Untuk apa kita di dunia jika kita akan di akhirat?
Semua ini hanya bersifat temporary semata, semua kebahagiaan, uang, kesedihan, hidup,
kesenangan dan kebahagiaan sengaja di ciptakan Tuhan agar hidup manusia lebih berwarna, coba jika hanya bahagia terus? atau sedih terus? kita harus mengecap pahitnya kekalahan agar mengecap nikmat dan manisnya kemenangan, kita harus merasakan manisnya kekayaan untuk merasakan sedihnya kemiskinan.
Semua yang ada di dunia ini bersifat sementara dan dinamis, yang abadi hanya di akhirat.
Sekarang kita hanya menikmati ke"sementaraan" ini, tanpa memikirkan yang akan datang jika kita ingin bahagia.
Kebahagiaan adalah menerima dengan suka cita apa yang ada pada waktu ini, tanpa memikirkan apa yang terjadi di masa lalu, atau yang akan datang. Karena, masa lalu dan masa datang hanya permainan waktu dan khayalan. smile emoticon...
Orang kaya mungkin bahagia dengan kekayaan dan semua yang bisa dibeli selama di dunia, namun masalah pasti akan selalu ada, baik hutang, cicilan , bayaran dll, Tuhan tidak akan meninggalkan mahluknya tanpa masalah, orang miskin mungkin juga mungkin akan sedih dengan keadaaanya, dengan kelemahan dan ketidak bisaan membeli apapun seperti yang dilakukan orang kaya, dan tidak bisa membeli apa yang dibeli oleh orang kaya.
Definisi dari kebahagiaan seseorang berbeda, Tentu setiap manusia membutuhkan uang, untuk membeli makanan dsb, tapi apakah hanya sebatas dari uang semata? terpenuhinya segala kebutuhan fisik dan jasmani, membeli rumah, mobil, makanan sendiri.
Kebahagiaan ideal itu harusnya terpenuhi kebutuhan finansial dan mental, dan hanya sistem dengan nuanasa Islam yang bisa seimbang, kapitalist dan komunist hanya sebatas finansial
Kadang seseorang itu tidak pernah merasa cukup dengan yang ada dan merasa qana'ah, ada manusia yang memang sangat membutuhkan barang tersebut, ada juga manusia yang tidak membutuhkan barang tersebut, membeli barang bukan karna kebutuhan tapi karena gengsi, seorang Pejabat sudah mempunyai mobil jeep, tapi karna malu dengan komentar tetangga dan orang lain akhirnya membeli mobil ferrari, seorang tetangga melihat rumah sebelahnya bagus, maka sirk akhirnya menaikan rumahnya lebih tinggi, karena takut cemoohan dan komentar masyarakat koq pejabat mobilnya jeep dan rumahnya sederhana, Penyakit gengsi ini jadi awal mula korupsi, karna ingin dipandang kaya dan terhormat dipuji semua orang, membeli barang yang sangat mahal, karena kebanyakan orang melihat seseorang dari tampilan luar, dari baju yang dipakai, sepatu yang dipakai, pekerjaan dia, mobil dia, penilaian masyarakat hanya sebatas kepada yang terlihat oleh mata indrawi saja, sehingga mereka berusaha membeli barang-barang luar yang sangat mahal agar di hormati, membeli makanan yang sangat mahal, pergi ke MALL agar di sebut orang kaya, pergi ke diskotik agar disebut orang GAUL, mereka terpengaruhi oleh omongan orang-orang yang di sekitarnya, mereka melakukan itu agar tidak di komentari sekitarnya, agar mereka satu ideologi dengan sekitarnya.. Tolak ukur keberhasilan itu ketika sukses membeli mobil, rumah, pake jas, dan gaji yang tinggi..inilah klasifikasi orang di sebut sukses, maka orang berbondong-bondong mencari dunia dan kekayaan agar mereka mendapatkan predikat sukses dari masyarakat?? Apakah sukses hanya sebatas ini?? Apakah hanya sukses di dunia? Tujuan manusia kebanyakan hanya sampai pada disini, walaupun kita tahu ketika kita sudah menikah pasti kita akan membutuhkan uang untuk hidup, makan dll
Seperti apakah sistem yang ideal itu?
Seharusnya sistem yang ideal itu mencakup duniawinya dan juga akhiratnya/agamanya... Karna jika hanya satu maka hanya aka ada ketimpangan kebahagiaan antara lahir dan bathin.
Ntahlah, bagi orang Islam yang percaya adanya akhirat mereka menabung uang untuk di dunia dan menabung amal untuk di akhirat, untuk orang yang hanya percaya dengan reinkarnasi mereka berbuat baik agar mereka dihidupkan kembali agar menjadi manusia lagi, bagi mereka yang tidak percaya akhirat dan alam kubur? mereka hanya mencari kesenangan didunia saja dengan poya-poya dan senang-senang.. bagi mereka yang tidak percaya Tuhan, mereka menganggap agama hanya sebagai candu masyarakat dan sumber galau, kesedihan dan sumber manja... setiap orang mempunyai definisi sendiri tentang keadaan setelah kematian yang menjadi dasar mereka berperiaku di dunia.
Pemahaman mereka tentang keadaan setelah mati, tujuan mereka hidup, kesenangan, pengalaman, definisi dari kebahagiaan dan kesuksesan membuat setiap orang membuat jalannya dan cara-caranya sendiri untuk mencari kebahagiaan yang sejati. Apakah dengan menyatukanny dalam bingkai bhineka tunggal Ika saja itu sudah cukup? Memang, setiap orang bebas untuk menggapai apa yang mereka inginkan dengan cara mereka tanpa mendeskriditkan dan mengganggu orang lain smile emoticon.
Pada akhirnya setiap orang tetap harus memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani ketika masih hidup, dengan profesi dan cara mereka masing-masing, dengan membantu orang lain tentu kita akan dibantu. Karena, apa yang bisa kita jual dan apa manfaat kita agar kita bisa di hargai oleh orang lain? Bukankah KHoerunnasi anfa'uhum linnas.. Pada akhirnya hanya manusia yang bermanfaat, yang bisa di manfaatkan oleh manusia lain, simbiosis mutualisme.
Dan manusia yang tidak bermanfat, dan berbeda pemahaman akan disisihkan dari masyarakat dan alienisasi, kita lihat saja bagaimana pembaharuan Galileo Galilei, Nurcholis Madjid, Gusdur, yang berbeda pemahaman dengan masyarakat kebanyakan di asingkan dan malah di cap sesat, dan tidak sama dengan masyarakat pada saat itu, hanya waktu yang dapat menjawab... Tapi setiap orang mempunyai akal dan hati untuk bisa membedakan mana yang sesat dan tidak (selama tidak ada pemalsuan data dan intervensi) grin emoticon .
Dengan kepercayaan mereka masing-masing.

0 komentar:

Post a Comment

 
;