Thursday, 5 February 2015

Belajar Hidup dari Filosofi Sepak Bola

Belajar Hidup dari Filosofi Sepak Bola
 oleh Ismail Amin
-Bahwa keberhasilan tidak bisa diraih sendiri, harus ada dukungan dan kerjasama dari pihak lain, kita inginkan atau tidak.
-Bahwa masing-masing kita, punya talenta, kecenderungan dan kelebihan yang berbeda dengan yang lain. Meski bisa saja mencetak gol, seorang kiper sudah semestinya fokus dan konsentrasi pada ruang geraknya.
-Bahwa peluang itu diciptakan, bukan ditunggu.
-Bahwa kegagalan cukup dijadikan pelajaran, bukan untuk diratapi dan disesali. Tetaplah terus berjuang untuk menciptakan peluang-peluang baru.
-Bahwa mendelegasikan dan membagi tugas itu sangat penting. Berilah kepercayaan pada rekan kerja. Yakinilah, meskipun bisa, kemampuan seorang pemain sepak bola sangat terbatas, untuk bisa sekaligus menguasai semua posisi, pemain bertahan, sayap sekaligus striker.
-Bahwa istrahat itu ada waktunya. Beristrahatlah kalau memang sudah waktunya.
-Bahwa dalam sepakbola ada aturan main, ada hukum dan sanksi jika melakukan pelanggaran. Dalam hiduppun ada rambu-rambunya, patuhi itu. Jangan curang, dan berlakulah sportif dan jujur.
-Bahwa pujian dan cacian akan datang berbarengan. Kau tidak ditugaskan untuk menyenangkan semua orang, karena memang itu mustahil. Tugasmu mempersembahkan yang terbaik yang kau bisa.
-Bahwa kau harus mempertahankan yang telah kau raih.
-Bahwa kepercayaan yang telah diberikan padamu, jangan disia-siakan.
-Bahwa waktu terlalu sempit untuk mempertimbangkan terlalu lama. Segeralah mengambil keputusan yang menurutmu lebih tepat, jikapun akhirnya salah, bertanggungjawablah.
-Bahwa meskipun pemain sepak bola berjuang sekuat tenaga merebut untuk menguasai bola, menggiring dan mempertahankannya dari rebutan lawan, pada akhirnya akan ditendang juga. Sikapilah dunia dengan filosofi seperti itu. Bahwa dunia memang sudah semestinya kau kejar, kau kuasai, kau manfatkaan dan pada akhirnya akan kau tinggalkan juga.
-Bahwa tidak ada kata menyerah. Berjuanglah sampai batas waktu.
-Bahwa pada akhirnya, ada yang menang ada yang kalah. Tapi kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika kau bisa mempertontonkan dan menunjukkan yang kau bisa dengan cara-cara yang terbaik.
-Bahwa bola itu bundar. Kau bisa saja hari ini diatas, tapi besok bisa jadi malah sebaliknya. Bersikaplah sederhana dan sewajarnya.
-Bahwa kemenangan, memang sudah semestinya dirayakan. Berpestalah atas pencapaian-pencapaian maksimalmu.
-Terakhir, bahwa pada akhirnya waktu akan habis. Dan pada saat itu, kemenangan sejati seorang pemain sepak bola, adalah ketika meninggalkan lapangan, ia mendapatkan standing ovation dari supporter lawan. Dalam hidup, berjuanglah untuk dikagumi kawan, dan disegani lawan. Itulah keindahan menghadapi kematian.

0 komentar:

Post a Comment

 
;