Thursday, 5 February 2015

PARTAI ISLAM, PEMIMPIN ISLAM MALAH TERSANGKA KORUPSI? YANG SALAH KONSEP ISLAM ATAU ORANGNYA?

PARTAI ISLAM, PEMIMPIN ISLAM MALAH TERSANGKA KORUPSI? YANG SALAH KONSEP ISLAM ATAU ORANGNYA?

December 17, 2014 at 7:04pm
PARTAI ISLAM, PEMIMPIN ISLAM MALAH TERSANGKA KORUPSI?
YANG SALAH KONSEP ISLAM ATAU ORANGNYA?

Indonesia mempunyai banyak pemimpin agama, khususnya adalah agama Islam dan mempunyai banyak partai Islam seperti PPP, PKB, PBNU, PAN, PKS dan partai-partai Islam lainnya. Mereka membawa mazhab dan ideologi yang berbeda contohnya PAN lebih ke organisasi Muhammadiyah, PKS lebih ke Wahabi, PBNU lebih ke Nahdatul Ulama, PKB lebih ke sunni dan tokoh yang tekenal dari PKB adalah Gusdur. Walau memang kenyataan di lapangan tidak semua partai PBNU adalah Nahdatululama atau partai yang lain juga tidak semuanya bermazhab sama.
Seharusnya Indonesia yang mayoritas agama Islam harusnya mengamalkan ajaran Islam yang banyak ketimbang negara-negara yang mayoritas Islamnya sedikit, kenyataan lain banyak pemimpin agama dan Pemimpin partai Islam tejebak dalam jebakan kasus korupsi, apakah ini benar atau jebakan dari media saja, jika kebakan dari media sepertinya terlalu jauh kalau kita berpikir kesana. Salah satu contohnya yang sudah adalah korupsi Sapi oleh PKS, korupsi dana haji oleh Menteri Agama dengan partai PPP.
Jakarta - Mengacu pada perjalanan biologis partai-partai yang perolehan suaranya lolos parliementary threshold pada Pemilu 2009, kita bisa membelah tipologi partai politik di Indonesia menjadi dua golongan utama. Kelompok pertama adalah kumpulan partai politik yang suaranya terus tumbuh dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Sementara kelompok kedua adalah kumpulan partai politik yang suaranya terus menipis dari waktu ke waktu.Untuk golongan pertama, hanya ada dua partai politik, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai Demokrat, saat pertama kali ikut pemilu pada 2004 langsung dapat merangsek dengan perolehan suara 7,45%. Bahkan pada Pemilu 2009, Partai Demokrat malah menjadi pemenang pemilu dengan perolehan suara sebesar 20,85%.

            Begitu pula dengan PKS. Pada pemilu pertamanya di tahun 1999, kala itu masih bernama Partai Keadilan (PK), mendapatkan suara sebesar 1,36%. Pada pemilu 2004, PK yang sudah berganti nama menjadi PKS memperolehan suara 7,34%. Pada pemilu 2009, meski tak banyak, perolehan suara PKS tetap naik menjadi 7,88%. [1]
Kenyataanya sekarang adalah bahwa partai Islam kurang populer dan kurang dihargai lagi oleh masyarakat, karena mau partai Islam ataupun partai nasional atau partai yang lainnya, masyarakat sudah muak dan ingin mendapatkan keadilan sosial dan kejesehateraan bukan hanya bicara dan janji tapi mereka membutuhkan bukti, masyarakat sekarang udah mulai pintar meskipun Jokowi bukan berasal dari partai Islam yaitu PDI-P tapi masyarakat sekarang mulai melihat orang dan track record dari orangnya bukan dari partainya, mau Islam, mau bukan Islam, mau indepent ( tanpa partai) , yang penting bekerja untuk kepentingan masyarakat. Rakyat pasti akan memilih orang itu. Bukan karena ada tulisan Islamnya sehingga masyarakat memilih orang dengan kata Islamnya.












[1] http://news.detik.com/read/2013/05/27/113913/2256501/103/menerawang-nasib-partai-islam-di-pemilu-2014

0 komentar:

Post a Comment

 
;