Thursday, 5 February 2015

IBARAT SEBUAH GELAS YANG KOSONG

FANATIK


Jika seorang Iran sangat fanatik dengan keturunan salman alfarisinya, keturunan khwarizmi dan para filosof Islam, dan Ali bin abi thalib, Orang Palestina dan Israel bangga dengan darah dan keturunan, keturunan para Nabi dan tidak mengakui Nabi Muhammad, Orang Amerika sangat fanatik, patriotisme dan nasionalisme dengan negaranya, tidak mau membeli barang dari luar negaranya, Orang arab bangga dengan bangsanya, keturunan Nabi, Muawiyah dan para sahabat, semuanya akan saling menjatuhkan, saling menguasai, gak mau mengalah dan saling berbangga diri grin emoticon.. selamanya
Albert Einsten pernah mengatakan “Nasionalisme” sangat penting. Namun jika berlebihan juga tidak baik, tak ada yang baik dalam berlebihan dan kekurangan. Terlalu bangga dengan negara akan menjajah, tidak percaya diri dan bangga hanya akan d jajah.
tak ada yang salah, setiap orang bergerak, berbicara dan berbuat sesuai ilmu dan konsep yg masuk pada mereka. Ilmu yang setengah-setengah lebih berbahaya daripada ilmu keseluruhan, Apakah kita sudah tahu semua ilmu? Karna, ilmu sangat banyak dan luas… Oleh karna kita tidak mempunyai semua ilmu secara sempurna, maka kita hanya bisa menebak dan hanya melakukan pendekatan.. ilmu 100% hanya milik Alloh, Alloh Yang Mengetahui segala sesuatu…. semua mahluk terbatas, maka tidak pantas kita sombong dan merasa paling yakin dan benar.
Ibarat sebuah piloshopy gelas yang kosong dan transparan.
Otak manusia dan badan manusia dilahirkan bersih, ibarat sebuah komputer yang masih baru, kita yang memasukan software dan OS
kepada komputer itu, apakah kita akan memasukan OS 7, WINDOWS 8, WINDOWS XP dll.
Sama halnya dengan manusia, manusia belajar dari Ayah dan Ibunya tentang makna kehidupan,
karena Ayah dan Ibunya yang paling dekat dengan bayi, kita tidak bisa meyalahkan seorang Yahudi karna keturunan Yahudi,
dan dilahirkan dalam bangsa Yahudi, karna bukan keinginan dialahir dalam lingkungan Yahudi, darah Yahudi, dan keluarga Yahudi.
Walaupun setiap orang mempunyai pilihan saat dia baligh berumur 17 tahun, jalan mana yang akan dia pilih untuk hidup dan masa depannya.
Ibarat sebuah gelas, gelas itu akan berwarna merah jika diisi dengan warna merah,
warna kuning jika diisi dengan jus jeruk, warna hjau jika di isi jus alpukat dll
sama halnya dengan otak manusia, semakin banyak konsep yang masuk kedalam dirinya, semakin tahu ia dan semakin tidak fanatik ia.
Walaupun ada sebagian mungkin yang masih fanatik atau malah sangat fanatik, apakah karena ketahuan dia atau ketidak tahuan dia.
Atau pengetahuan yang masih setengah-setengah.
Pada akhirnya setiap manusia harus memenuhi 2 kebutuhan pokoknya yaitu:
1. bathin, dengan shalat dan beragama agar mempunyai pengharapan dan Tuhan,
2. Lahir, yang bersifat makanan, dhohiri, sandang, pangan, papan
Pada umur sudah tua dan tertentu, manusia tentu harus memenuhi dan membebaskan diri pada hal yang bersifat duniawi dan
fokus pada hal yang bersifat mistis karena akan menghadapi Tuhan dan kematian, tapi kita tahu kematian itu akan datang kapan,
dan juga kita tidak tahu apakah kita akan benar-benar bebas dari masalah finansial dan keuangan duniawi ini.
"Carilah duniawi seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan carilah akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok"

Wassalam..

0 komentar:

Post a Comment

 
;