Saturday, 20 September 2014

PENGANTAR FILSAFAT PHYTAGORAS

PHYTAGORAS

Seperti yang kita tahu sebelumnya bahwa filsafat dahulu lebih kepada mitos-mitos dan mytology yang berkembang baik jika ada halilintar mereka beranggapan bahwa dewa Thor sedang marah dan memukul palunya, atau dewa Zeus sebagai pemimpin Olimpus sedang marah dan setiap kejadian alam yang tidak bisa mereka jelaskan dihubung-hubungkan dengan Dewa dan Dewi baik dewa hercules, Athena dan dewa-dewa yang lainnya.
Akhirnya bermunculanlah orang-orang yang menentang terhadap mitos-mitos tersebut salah satunya Anaximenes, Anaximendes, Thales dan Phytagoras walaupun masih terdapat sedikit unsur-unsur mitos didalamnya. Karena Anaximendes, Anaximenes dan Thales telah dijelaskan. Maka saya akan menjelaskan tentang Phytagoras menurut Buku Pengantar Filsafat Barata dan Buku Filsafat Barat karya bertrand Russell.
Phytagoras ( 570-490 M) . Ajaran Phytagoras yang terkenal adalah tentang bilangan atau angka. Ia menyusun oktaf-oktaf (musik) yang bisa dibaca berdasarkan bilangan ( matematik).  Menurutnya, nada-nada (dalam musik)  dikuasai oleh hukum-hukum matematis, sehingga untuk menguasai nada-nada diperlukan kemampuan memahami angka-angka. Ia pun mengatakan bahwa dalam angka terdapat harmoni. Misalnya genap-ganjil, satu-banyak,  kiri-kanan, gelap-terag, baik-jahat, dan lain-lain. Pendapat Phytagoras kemudian berkembang lebih jaub dengan mengatakan bahwa semua kenyataan dapat dicocokan dengan perhitungan-perhitungan atau kategori-kategori matematis. Ilmu pengetahuan alam modern sejalan dengan apa yang dikemukakan Phytagoras tadi.


Galileo Galilei ( 1564-1642) misalnya, mengatakan bahwa alam semesta ditulis dalam bahasa matematis, persis seperti yang dikatakan oleh Phytagoras belasan abad sebelumnya.[1]
Phytagoras membuat suatu mazhab dan kumpulan yang disebut dengan mazhab phytagorian, salah satu peraturan di dalamnya adalah :
1.      Dilarang makan buncis
2.      Harus membereskan tempat tidur ketika setelah bangun dan jangan ada bekas
3.      Jangan mengambil barang yang sudah jatuh
Dan masih banyak lagi, ini menunjukan bahwa Phytagoras masih menyimpan unsur-unsur mitos dalam mazhab dan dirinya. Selain itu Phytagoras juga menemukan rumus garis singgung segitiga yang kita kenal dengan rumus Phytagoras yaitu A2+B2=C2. Dan Phytagoras beranggapan bahwa bumi itu bentuknya adalah bulat dan bukan pipih seperti meja yang biasa kita gunakan.
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM - 496 SM), adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan. Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan "Kaum Phytagorean."[2]

            Herakleitos (535-475) membahas mengenai metafisika Menurutnya, segala sesuatu yang ada di alam semesta itu mengalir, berubah-ubah. Tidak ada sesuatupun yang tinggal mantap tanpa mengalami perubahan ( phanta rei kai uden menei). Apa yang menjadi sumber perubahan itu? Sumber perubahan itu adalah api. Api (panas) adalah lambang perubahan. Karena api, semua dapat berubah. Air menjadi uap, kayu menjadi abu, warna menjadi pudar, dan seterusnya. Bahkan hidup manusia pun tidak mungkin tanpa ada api (panas).




REFERENSI :

Sumber: kolom-biografi.blogspot.com di unduh pada 9 September 2014 jam 19:33
[1] Lihat Dr. Zainal Abidin .2012.Pengantar Filsafat Barat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.





[1] Lihat Dr. Zainal Abidin .2012.Pengantar Filsafat Barat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[2] Sumber: kolom-biografi.blogspot.com di unduh pada 9 September 2014 jam 19:33

0 komentar:

Post a Comment

 
;