CIVIC EDUCATION BAB 7,8 DAN 10
Assalamualaikum.. saya akan menceritakan tentang bab 7 konsepsi
tentang alam semesta bab 8 tentang konsepsi realistis tentang alam semesta dan
10 yaitu manusia dan penyatuan.
Pertama-tama
saya akan menjelaskan tentang Konsepsi Murthada Mutahari dalam buku manusia dan
alam semesta tentang alam semesta. Ketika kita berbicara tentang alam semesta
maka kita pasti berbicara tentang awal mula penciptaan alam itu sendiri
darimana itu berasal. Saya akan menambahkan walau bukan berasal dari Buku ini
yaitu dari buku pengantar filsafat barat.
Dahulu
pada zaman yunani kuno, manusia beranggapan bahwa alam semesta ini berasal dari
air ini adalah pendapat Thales, jadi air adalah awal mula suatu kehidupan.
Kemudian anaximenes menjalaskan bahwa awal segala sesuatu itu berasal dari
sesuatu yang tidak terlihat dan tidak terbatas.. Mungkin sekarang dikembangkan
adanya Tuhan yang maha tak terlihat dan maha tak terbatas.
Kemudian
Anximendes beranggapan bahwa alam semeta ini berasal dari udara, kemudia udara
itu memadat menjadi zat yang padat kemudia jadi batu dan kemudian jadilah
sebuah planet.
Phytagoras
beranggapan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan angka-angka dan kesemuanya
mempunyai bilangan yang harmonis. Dan dunia ini bersifat harmonis dan saling
melengkap. Yaitu antara hitam-putih, baik-buruk, cantik-jelek dan sebagainya.
Namun,
itu masih dalam ranah teori dan hanya sebatas pendekatan dan angan-angan belum
dijelaskan secara sains dan observasi yang benar. Sampai akhirnya sekarang di temukan
pada zaman modern ii bahwa sumber
kehidupan adalah air. Karena dari airlah maka ada tumbuhan hewan dan ada hewan
bersel satu sampai kepada kita hewan bersel banyak yaitu manusia.
Tak
ada yang bisa menjamin keabsahan tentang teori ini karena ini telah terjadi
berjuta milyar yang tahu ada yang beranggapan bahwa kita juga berasal dari
udara yaitu dari percobaan kaldu ayam yang ditutup rapat dan dengan kaldu ayam
yang tidak ditutup rapat.. Percobaan itu menunjukan bahwa kaldu ayam yang tidak
ditutup rapat dan masuknya udara mengakibatkan kaldu cepat membusuk dan bau.
Setelah diselidiki dengan mikrosop bahwa ditemuka ada zat-zat dan
mikroorganisme yang masuk kedalam kaldu itu.
Ini
masih dalam tahap pengembangan juga, tapi Murthada Mutahari tidak seratus persen
membantah pendapat tentang bagaimana sains mencoba untuk menjelaskan beberapa
penomena yang terjadi pada dunia ini, dalam buku ini deijelaskan bahwa dunia
ini seperti sebuah buku kono dan zaman dulu yang halaman awal dan akhirnya
sobek dan telah rusak. Sehingga perlu penelitian. Murthada Mutahari mencoba
mendekati dalam aspek tasawuf, filsafat dan teologi bahwa sesungguhnya sains
tidak bisa sampai kepada ranah ini. Ketika sains mentok dan tidak bisa
menjelaskan hal-hal yang immateri atau yang tidak terlihat.
Maka
yang harus digunakan dalam metodenya adalah metode filsafat, akal atau burhan
dan tasawuf. Maka Murthada Mutahari menggunakan metodologi filsafat bahwa dunia ini dicipatakan oleh sesuatu yang tidak
terlihat dan tak terbatas karena tidak mungkin sesuatu yang terbatas dan tidak
agung bisa menciptakan alam semesta ini. Ini hampir sama dari pengembangan
teorinya anaximenes. Murthada Mutahari menggunakan metode burhan wajibul wuju
dan mumkinul wujud dan gradasinya terhadap Tuhan, karena tidak segala hal bisa
dijelaskan dengan sains dan percobaan. Karena Tuhan tak bisa dijadikan objek
penelitian dan di jadikan bahan percobaan.
Jadi,
kesimpulan dari ini adalah bahwa alam semesta ini berasal dari Tuhan yaitu
Alloh. Kita masuk kedalam bab 8 yaitu konsepsi realistis tentang alam semesta.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa sesuatu yang materi dan realisitis itu terbatas
dan akan hancur, dan akan sampai kepada masa hancur. Dan hal yang realistis itu
selalu bergerak dan akan mengalami aus dan habis dan sirna.
Disini
terjadi perdebatan antara apakah yang realistis itu adalah sesuatu yang dapat
di indera saja atau termasuk juga yang tidak bisa di inderawi seperti Tuhan.
Tuhan itu ada, namun mata kita tidak bisa sampai untuk melihat sesuatu yang
tidak terbatas dan maha segalanya. Karena kita terbatas dan mempunyai mata yang
terbatas, contohnya mata kita juga tak bisa melihat cahaya yang sinarnya sangat
terang. Ini menunjukan bahwa mata kita ini terbatas dan dibatasi oleh Alloh
swt.
Ketika
mempercayai bahwa yang realitas itu bukan hanya sekedar alam ini dan
benda-benda yang dapat di iderawi konsekuensinya kita harus percaya dengan
ajaran yang dibawa Alloh melalui nabinya yaitu Muhammad, yaitu tentang alam
akhirat, alam ide , alam selain daripada dunia ini yang tidak dapat terlihat.
Sudah
sepatutnya kita percaya bahwa kita sebagai manusia yang tidak sempurna,
mengakui ada hal-hal diluar kempuan dan batasan kita yaitu Tuhan dan akhirat
sehingga manusia akan berpikir ribuan kali untuk melanggar kepada Tuhannya dan
merusak alam ini.
Dalam
bab 10 dijelaskan tentang manusia dan penyatuan, disini dijelaskan tentang
bagaimana penyatuannya sifat-sifat manusia dan sifat-sifat Tuhan, bahwa manusia
itu mempunyai tanggung jawab dan bebas untuk memilih.
Dalam
buku ini dijelaskan bahwa “sistem kerja dalam Islam adalah sesuai dengan
kemampuan kita, dan imbalannya sesuai dengan usaha kita”. Hal ini sesuai dengan
konsep pahala dan dosa yang nanti akan kita dapat di ahirat, jika kita berbuat
kebaikan maka kita kan mendapatkan balasan ketika di akhirat dan ketika
melakukan dosa maka kita akan mendapatkan balasan juga di akhirat. Bahkan ada
yang menyebutkan kalau dosa itu bisa di adili di dunia untuk mengurangi hukuman
di akhirat, begitupun jika kita mendapatkan suatu kebaikan maka kita akan
mendapatkan kebaikan itu juga di dunia sebagai pahala kita.
Manusia
itu bukan seperti burung yang tinggal dalam sangkar dan tidak punya sayap,
karena jikapun sangkar itu dibuka maka burung itu tidak bisa terbang, atau
bukan juga sebagai seekor burung yang punya sayap dan diikat dengan rantai di
kandang. Menurut idelaisme manusia itu seperti burung yang bisa terbang bebas
sesuai keinginannya. Dalam Islam sendiri setiap manusia itu bebas menentukan
nasib dan bagaimna ia, tapi Ia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang di
lakukannya. Jika melakukan kebaikan maka akan dapat pahala, dan jika berbuat
dosa akan mendapat siksa.
Di
buku ini dijelaskan bahwa dulunya bersifat sosial dan tidak ada hak milik
pribadi, sampai akhirnya ada hak milik pribadi yang membuat batasan antara satu
manusia dan dengan manusia yang lain. Seorang penyair dari Iran menjelaskan
tentang Tuhan dengan sebuah puisi, yaitu cahaya menara yang dihalangi oleh
bukit-bukit yang membuat cahayanya terhalang dan tidak sampai, seperti halnya cahaya
Tuhan yang dianggap milik pribadi oleh perorangan dan yang lain tidak
mendapatkan cahaya Tuhan itu.
Terlepas
dari benar atau tidaknya artikel yang saya buat, saya minta maaf..
Mungkin
terdapat kesalahan dan salah tafsir ketika membaca Buku manusia dan alam
tersebut , sehingga saya sebagai seorang penulis salah juga dalam
menjelaskannya.
Kesimpulan
dari artikel ini adalah alam semesta ini berasal dari Alloh, dan sesungguhnya
yang realitas itu bukan hanya yang terlihat oleh mata dan dapat di uji secara
empirik dan percobaan saja, dan susungguhnya antara kita dan Tuhan itu
mempunyai beberapa sifat yang sama yaitu dalam hal manifestasi, tapi tidak
sampai menyamai dengan Tuhan...
Wallohu
alam bissoab.... J
MUHAMMAD IQBAL MANSULRUDIN
FILSAFAT ISLAM
CIVIC EDUCATION
0 komentar:
Post a Comment