Saturday 20 September 2014

CIVIC EDUCATION

CIVIC EDUCATION BAB 7,8 DAN 10

Assalamualaikum.. saya akan menceritakan tentang bab 7 konsepsi tentang alam semesta bab 8 tentang konsepsi realistis tentang alam semesta dan 10 yaitu manusia dan penyatuan.
Pertama-tama saya akan menjelaskan tentang Konsepsi Murthada Mutahari dalam buku manusia dan alam semesta tentang alam semesta. Ketika kita berbicara tentang alam semesta maka kita pasti berbicara tentang awal mula penciptaan alam itu sendiri darimana itu berasal. Saya akan menambahkan walau bukan berasal dari Buku ini yaitu dari buku pengantar filsafat barat.
Dahulu pada zaman yunani kuno, manusia beranggapan bahwa alam semesta ini berasal dari air ini adalah pendapat Thales, jadi air adalah awal mula suatu kehidupan. Kemudian anaximenes menjalaskan bahwa awal segala sesuatu itu berasal dari sesuatu yang tidak terlihat dan tidak terbatas.. Mungkin sekarang dikembangkan adanya Tuhan yang maha tak terlihat dan maha tak terbatas.
Kemudian Anximendes beranggapan bahwa alam semeta ini berasal dari udara, kemudia udara itu memadat menjadi zat yang padat kemudia jadi batu dan kemudian jadilah sebuah planet.
Phytagoras beranggapan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan angka-angka dan kesemuanya mempunyai bilangan yang harmonis. Dan dunia ini bersifat harmonis dan saling melengkap. Yaitu antara hitam-putih, baik-buruk, cantik-jelek dan sebagainya.
Namun, itu masih dalam ranah teori dan hanya sebatas pendekatan dan angan-angan belum dijelaskan secara sains dan observasi yang benar. Sampai akhirnya sekarang di temukan pada zaman  modern ii bahwa sumber kehidupan adalah air. Karena dari airlah maka ada tumbuhan hewan dan ada hewan bersel satu sampai kepada kita hewan bersel banyak yaitu manusia.
Tak ada yang bisa menjamin keabsahan tentang teori ini karena ini telah terjadi berjuta milyar yang tahu ada yang beranggapan bahwa kita juga berasal dari udara yaitu dari percobaan kaldu ayam yang ditutup rapat dan dengan kaldu ayam yang tidak ditutup rapat.. Percobaan itu menunjukan bahwa kaldu ayam yang tidak ditutup rapat dan masuknya udara mengakibatkan kaldu cepat membusuk dan bau. Setelah diselidiki dengan mikrosop bahwa ditemuka ada zat-zat dan mikroorganisme yang masuk kedalam kaldu itu.
Ini masih dalam tahap pengembangan juga, tapi Murthada Mutahari tidak seratus persen membantah pendapat tentang bagaimana sains mencoba untuk menjelaskan beberapa penomena yang terjadi pada dunia ini, dalam buku ini deijelaskan bahwa dunia ini seperti sebuah buku kono dan zaman dulu yang halaman awal dan akhirnya sobek dan telah rusak. Sehingga perlu penelitian. Murthada Mutahari mencoba mendekati dalam aspek tasawuf, filsafat dan teologi bahwa sesungguhnya sains tidak bisa sampai kepada ranah ini. Ketika sains mentok dan tidak bisa menjelaskan hal-hal yang immateri atau yang tidak terlihat.
Maka yang harus digunakan dalam metodenya adalah metode filsafat, akal atau burhan dan tasawuf. Maka Murthada Mutahari menggunakan metodologi filsafat bahwa  dunia ini dicipatakan oleh sesuatu yang tidak terlihat dan tak terbatas karena tidak mungkin sesuatu yang terbatas dan tidak agung bisa menciptakan alam semesta ini. Ini hampir sama dari pengembangan teorinya anaximenes. Murthada Mutahari menggunakan metode burhan wajibul wuju dan mumkinul wujud dan gradasinya terhadap Tuhan, karena tidak segala hal bisa dijelaskan dengan sains dan percobaan. Karena Tuhan tak bisa dijadikan objek penelitian dan di jadikan bahan percobaan.
Jadi, kesimpulan dari ini adalah bahwa alam semesta ini berasal dari Tuhan yaitu Alloh. Kita masuk kedalam bab 8 yaitu konsepsi realistis tentang alam semesta. Dalam buku ini dijelaskan bahwa sesuatu yang materi dan realisitis itu terbatas dan akan hancur, dan akan sampai kepada masa hancur. Dan hal yang realistis itu selalu bergerak dan akan mengalami aus dan habis dan sirna.
Disini terjadi perdebatan antara apakah yang realistis itu adalah sesuatu yang dapat di indera saja atau termasuk juga yang tidak bisa di inderawi seperti Tuhan. Tuhan itu ada, namun mata kita tidak bisa sampai untuk melihat sesuatu yang tidak terbatas dan maha segalanya. Karena kita terbatas dan mempunyai mata yang terbatas, contohnya mata kita juga tak bisa melihat cahaya yang sinarnya sangat terang. Ini menunjukan bahwa mata kita ini terbatas dan dibatasi oleh Alloh swt.
Ketika mempercayai bahwa yang realitas itu bukan hanya sekedar alam ini dan benda-benda yang dapat di iderawi konsekuensinya kita harus percaya dengan ajaran yang dibawa Alloh melalui nabinya yaitu Muhammad, yaitu tentang alam akhirat, alam ide , alam selain daripada dunia ini yang tidak dapat terlihat.
Sudah sepatutnya kita percaya bahwa kita sebagai manusia yang tidak sempurna, mengakui ada hal-hal diluar kempuan dan batasan kita yaitu Tuhan dan akhirat sehingga manusia akan berpikir ribuan kali untuk melanggar kepada Tuhannya dan merusak alam ini.
Dalam bab 10 dijelaskan tentang manusia dan penyatuan, disini dijelaskan tentang bagaimana penyatuannya sifat-sifat manusia dan sifat-sifat Tuhan, bahwa manusia itu mempunyai tanggung jawab dan bebas untuk memilih.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa “sistem kerja dalam Islam adalah sesuai dengan kemampuan kita, dan imbalannya sesuai dengan usaha kita”. Hal ini sesuai dengan konsep pahala dan dosa yang nanti akan kita dapat di ahirat, jika kita berbuat kebaikan maka kita kan mendapatkan balasan ketika di akhirat dan ketika melakukan dosa maka kita akan mendapatkan balasan juga di akhirat. Bahkan ada yang menyebutkan kalau dosa itu bisa di adili di dunia untuk mengurangi hukuman di akhirat, begitupun jika kita mendapatkan suatu kebaikan maka kita akan mendapatkan kebaikan itu juga di dunia sebagai pahala kita.
Manusia itu bukan seperti burung yang tinggal dalam sangkar dan tidak punya sayap, karena jikapun sangkar itu dibuka maka burung itu tidak bisa terbang, atau bukan juga sebagai seekor burung yang punya sayap dan diikat dengan rantai di kandang. Menurut idelaisme manusia itu seperti burung yang bisa terbang bebas sesuai keinginannya. Dalam Islam sendiri setiap manusia itu bebas menentukan nasib dan bagaimna ia, tapi Ia juga harus bertanggung jawab dengan apa yang di lakukannya. Jika melakukan kebaikan maka akan dapat pahala, dan jika berbuat dosa akan mendapat siksa.
Di buku ini dijelaskan bahwa dulunya bersifat sosial dan tidak ada hak milik pribadi, sampai akhirnya ada hak milik pribadi yang membuat batasan antara satu manusia dan dengan manusia yang lain. Seorang penyair dari Iran menjelaskan tentang Tuhan dengan sebuah puisi, yaitu cahaya menara yang dihalangi oleh bukit-bukit yang membuat cahayanya terhalang dan tidak sampai, seperti halnya cahaya Tuhan yang dianggap milik pribadi oleh perorangan dan yang lain tidak mendapatkan cahaya Tuhan itu.
Terlepas dari benar atau tidaknya artikel yang saya buat, saya minta maaf..
Mungkin terdapat kesalahan dan salah tafsir ketika membaca Buku manusia dan alam tersebut , sehingga saya sebagai seorang penulis salah juga dalam menjelaskannya.
Kesimpulan dari artikel ini adalah alam semesta ini berasal dari Alloh, dan sesungguhnya yang realitas itu bukan hanya yang terlihat oleh mata dan dapat di uji secara empirik dan percobaan saja, dan susungguhnya antara kita dan Tuhan itu mempunyai beberapa sifat yang sama yaitu dalam hal manifestasi, tapi tidak sampai menyamai dengan Tuhan...

Wallohu alam bissoab.... J


MUHAMMAD IQBAL MANSULRUDIN
FILSAFAT ISLAM

CIVIC EDUCATION

0 komentar:

Post a Comment

 
;