Thursday 9 April 2015 0 komentar

UTS

UTS FILSAFAT BARAT
M IQBAL M
13.2.1.211.004
STFI SADRA JAKARTA


2. prinsip rasionalisme modern? Rasionalisme bertentangan dengan Agama?
·         Rasionalisme modern Rene Descartes percaya dengan adanya inner idea , atau ide-ide bawaan yang dibawa manusia ketika mereka masih bayi yaitu : akal, kebaikan, mana yang baik dan buruk, atau dalam Islam nama lain adalah fitrah
·         Antroposentris, menolak agama
·         Rasionalisme memakai akal untuk sampai kepada Tuhan, dan memakai penalaran untuk sampai kepada realitas yang nyata dan sampai pada Tuhan.
·         Memakai silogisme, premis mayor-minor, sebab-akibat, untuk pendekatan kepada Tuhan.
·         Akal itu di ciptakan Tuhan, dan akal yang bersih kita dijaga Tuhan dari kesalahan.
Dan saya pikir, Rasionalisme itu tidak bertentangan dengan Agama, justru rasionalisme ingin membuktikan adanya Tuhan dan membuktikan kebenaran agam dengan akal (rasio murni) tapi banyak kesalahan penafisran yang jusru menjauhkan manusia dari Tuhan dan agama, juga keimanan. Memang semangat pada zaman itu untuk melepaskan dogmatis Kristen dan agama.

3. Prinsip-prinsip Empirisme. Dan apa hubungan empirisme dan skeptisisme?

·         Empirisme modern, menekankan kepada pengalaman indera
·         Awal mula Francis Bacon
·         Segala sesuatu harus dapat di indera dengan mata, jika tidak keluar dari empirisme
·         Pengalaman adalah segalanya
·         Menyanggah  silogisme, rasio, premis mayor-minor, sebab-akibat menurut Empirisme belum cukup untuk kebenaran, harus dengan penyaksian langsung dengan mata dan pengalaman.
·         Bahwa pengetahuan terdahulu Rene Descartes itu telah dihancukran.
·         Tidak terlalu membahasa metafisika, agama dan Tuhan. Karna besifat tidak dapat di indera.
·         Belum disebut benar jika tidak bisa dilihat mata dan ada pengalaman dan bukti konkrit, materi.
·         Etika itu ketika melihat perilaku manusia.
Hubungan empirisme dengan skeptisisme (ragu), karna pengalaman itu bersifat berubah-ubah maka keimanan pun berubah-ubah dan meragukan segala sesuatu. Apa yang dilihat oleh mata sekarang, belum tentu untuk besoknya juga akan sama seperti itu. Maka empirisme itu bersifat berubah, dan meragukan adanya Tuhan, mukjizat, malaikat, Tuhan karna tidak dapat dibuktikan dengan mata dan pengalaman.


5. Kritik atas pandangan David Humme.
Humme mungkin membantah salah satu keimanan agama yaitu tentang : Tuhan, mukjizat, malaikat itu hanya bisa melalui pendekatan rasional dan akal saja. Tuhan( yang tidak terlihat) maka pendekatannya dengan akal juga( yang tidak terlihat ), Namun yang tidak terlihat dengan mata indera belum tentu tidak ada. Pendapat tentang empirisme ekstrim ini sangat membahayakan bagi umat Islam, apakah segala sesuatu harus dilihat dengan mata?? Dan jika tidak terlihat dengan mata itu tidak ada? Mungkin Tuhan memang tidak bisa dengan pendekatan empiris, pengalaman indera.
Hanya bisa dengan akal, burhan, argumentasi gradasi wujud, spiritual, pengalaman bathin, tasawuf, irfan. Yang ingin saya kritisi adalah yang tidak terlihat oleh Indera (mata) belum tentu tidak ada. Atau mungkin justru yang tidak terlihat oleh mata ini yang benar-benar yang ada dan mono-realisme. Satu dan yang paling benar-benar ada (eksistensi) dan lebih wujud daripada kita (manusia dan materi).

6. Apakah Rennaisance terjadi di Islam?
Saya pikir sedang, salahsatunya sedang dilakukan negara Iran, dan mengembangkan sayapnya ke Indonesia ke STFI SADRA Jakarta, dengan semangat para filsuf Muslim dan membangun peradaban dan rennaisance Islam. Iran ingin kembali membangun Islam menjadi raja dunia, walau menurut saya ada kepentingan politik dibalik itu semua yaitu Iran ingin dibantu, karna Iran merupakan negara yang sudah lama di boykot oleh Eropa dan Amerika, Iran sebenarnya ingin merangkul Indonesia yang sama-sama mayoritas Muslim, namun kendala dari Iran sendiri bahwa Indonesia merupakan negara Sunni bukan Syiah, karna berbeda ideologi dan Wahabi juga yang menjadi musuh bubuyutan Iran, sangat susah untuk merangkul Indonesia dan sama-sama melawan ARAB, karna orang Indonesia itu tidak mau berurusan dan punya masalah dengan negara manapun, baik Amerika, Arab, atau Israel. Indonesia merupakan negara yang masih berkembang dan belum maju.
Tak ada salahnya jika Iran meminta Indonesia untuk membantu Iran dan membangun peradaban Islam, tapi menurut saya sangat susah.
Kita lihat bagaimana sepak terjang Iran untuk membangun peradaban Islam, saya sendiri mencoba untuk membangun peradaban Indonesia sendiri, dengan cara damai tentunya, bukan ekstrim seperti  ISIS. Saya pikir ukhuwah Islamiyyah harus lebih di utamakan, peduli itu. Niat atau tidak ISLAM mengambil alih peradaban dunia, atau syukur dan merasa cukup saja dengan yang ada sekarang ini.








1.ESSAI TENTANG FILSAFAT, AGAMA DAN SAINS 2 BUKU REFERENSI :

Lavine TZ. 2003. David Hume, Yogyakarta: Jendela.
Russel Bertrand. Sejarah Filsafat Barat (perpustakaan Sadra tanpa Penerbit).
Hardiman. F Budi, 2004, Filsafat Modern (dari Machiavelli sampai Nietzsche), Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

FILSAFAT, AGAMA DAN SAINS

Berbicara tentang filsafat, agama dan sains tidak akan ada habisnya, karena pembahasan ini selalu hangat untuk diperbincangkan baik pada zaman dahulu maupun sekarang. Karna temanya yang selalu up to date dan tak lekang di makan zaman.
Filsafat, agama dan Sains dalam hubungannya dengan Buku yang saya baca, kebetulan buku yang saya baca berhubungan dengan  empirisme atau pengalaman dan David Humme, Semangat dari kaum empirisme adalah ingin menyempurnakan apa itu kebenaran. Sebelumnya saya ingin mengutip apa kata Muhammad Iqbal Al-Pakistani seorang filsuf dari Pakistan, beliau mengatakan “baik agama maupun sains sebenarnya mencoba untuk membuktikan apa itu kebenaran, dengan metode yang berbeda. Baik agama maupun sains keduanya beranggapan dengan metode yang benar. (read: sains ; empirisme +rasional, agama (rasional+intuisi+spiritual+keimanan).”
Ontologi
 (Humme hanya percaya bahwa yang ada itu yang bisa dilihat oleh mata; wujud, eksistensi, materi, hal yang penting)
Kita kembali, niat David Humme sebenarnya baik, ingin menyempurnakan teori yang sebelumnya, bahwa kebenaran itu hanya bisa dengan pendekatan rasional saja (Rene Descatres) padahal tidaklah demikian, David Humme datang dengan pandangan empirisme nya, walau dikatakan empirisme yang radikal dan ekstrim bahwa segala sesuatu harus bisa dilihat oleh mata, mukjizat, Tuhan, malaikat sebagai salah satu dari konsep agama itu menurut David Humme susah untuk dijelaskan dan di buktikan secara mata inderawi.
David Humme hanya percaya dengan apa yang bisa dilihat dan diukur, kebaikannya untuk menyempurnakan metode sains malah menjadikan dia menjadi seorang skeptis (ragu) .
Teori Humme tentang bola penghancur, teori Rene Descartes bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dinalar oleh akal (rasio) manusia yaitu harus dengan pengalaman, salah satu dalilnya yaitu :
 Kita tidak bisa tahu apakah besok matahari akan terbit atau tidak, baik dengan seba-b-akibat, premis mayor-minor pun seberapa hebatnya kita melakukan premis mayor-minor dan sebab-akibat. Kesimpulannya, tetap saja kita harus melihat langsung keesokan harinya apakah matahari akan terbit atau tidak.??? Harus dengan mata, pengalaman diri sendiri.
Memang benar juga, tidak semua ilmu pengetahuan bisa diselesaikan dengan matematika, koherensi, korespondensi, logika, silogisme (premis mayor-minor filsafat) tapi ada hal-hal yang harus kita lihat sendiri (empiris).
Epistimologi
 (Akibat dari Ontologinya, Humme menganggap metode untuk tahu realita itu dengan mata dan empirisme , pengalaman , perhitungan, pengukuran).
Ini berdampak pada kepercayaan Humme akan agama, dan sains karena ontologi .
Tentang agama Humme tidak percaya dengan hukum sebab-akibat (mukjizat), tidak percaya malaikat, setan, surga, Tuhan dan neraka. Karna dianggap tidak bisa dilihat oleh mata kepala sendiri.
Tentang Sains, Humme tidak percaya dengan metode matematika, logika dan silogisme saja. Tapi harus dengan empirisme. Nantinya akan disempurnakan oleh Immanuel Kant yang menggabungkan antara David Humme dan Rene Descartes (empirisme+rasional) yang menjadi metodologi ilmu sains modern saat ini.





AKSIOLOGI
(Akibat dari Ontologi, epistimologi  Humme tentang pengalaman, empirisme ekstrim. Maka pengaplikasian Humme tentang etika, estetika).
·         Membuat Humme menjadi seorang skeptis (meragukan ) adanya Tuhan, neraka, surga, mukjizat, malaikat dan hal-hal yang metafisik.
·         Bahwa nafsu itu mengendalikan akal, Humme tidak percaya dan tidak mengedepankan akal, tapi mengedepankan panca indera mata dan nafsu. Sehingga kebaikan dan keburukan menurut Humme karna pengalaman dan nafsu manusia saja.
·         Kaum empirisme menganggap orang baik dan buruk karena apa yang mereka lihat, dengar dan dimana mereka tinggal.
·         Kebenaran itu adalah yang dapat di indera (empiris) sesuai pengalaman, belum penyempurnaan Immanuel Kant (empirisme+rasional) yang jadi metode sains sekarang.
·         Etika perilaku kebaikan dapat dilihat dari apa yang diperbuat seseorang.
·         Estetika tentang apa yang terlihat oleh mata.



0 komentar

empirisme

FILSAFAT, AGAMA DAN SAINS (EMPIRISME HUMME).

Berbicara tentang filsafat, agama dan sains tidak akan ada habisnya, karena pembahasan ini selalu hangat untuk diperbincangkan baik pada zaman dahulu maupun sekarang. Karna temanya yang selalu up to date dan tak lekang di makan zaman.
Filsafat, agama dan Sains dalam hubungannya dengan Buku yang saya baca, kebetulan buku yang saya baca berhubungan denga  empirisme atau pengalaman dan David Humme, Semangat dari kaum empirisme adalah ingin menyempurnakan apa itu kebenaran. Sebelumnya saya ingin mengutip apa kata Muhammad Iqbal Al-Pakistani seorang filsuf dari Pakistan, beliau mengatakan “baik agama maupun sains sebenarnya mencoba untuk membuktikan apa itu kebenaran, dengan metode yang berbeda. Baik agama maupun sains keduanya beranggapan dengan metode yang benar. (read: sains ; empirisme +rasional, agama (rasional+intuisi+spiritual+keimanan).
Ontologi
 (Humme hanya percaya bahwa yang ada itu yang bisa dilihat oleh mata; wujud, eksistensi, materi, hal yang penting)
Kita kembali, niat David Humme sebenarnya baik, ingin menyempurnakan teori yang sebelumnya, bahwa kebenaran itu hanya bisa dengan pendekatan rasional saja (Rene Descatres) padahal tidaklah demikian, David Humme datang dengan pandangan empirisme nya, walau dikatakan empirisme yang radikal dan ekstrim bahwa segala sesuatu harus bisa dilihat oleh mata, mukjizat, Tuhan, malaikat sebagai salah satu dari konsep agama itu menurut David Humme susah untuk dijelaskan dan di buktikan secara mata inderawi.
David Humme hanya percaya dengan apa yang bisa dilihat dan diukur, kebaikannya untuk menyempurnakan metode sains malah menjadikan dia menjadi seorang skeptis (ragu) .
Teori Humme tentang bola penghancur, teori Rene Descartes bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dinalar oleh akal (rasio) manusia yaitu harus dengan pengalaman, salah satu dalilnya yaitu :
 Kita tidak bisa tahu apakah besok matahari akan terbit atau tidak, baik dengan seba-b-akibat, premis mayor-minor pun seberapa hebatnya kita melakukan premis mayor-minor dan sebab-akibat. Kesimpulannya, tetap saja kita harus melihat langsung keesokan harinya apakah matahari akan terbita atau tidak.??? Harus dengan mata, pengalaman diri sendiri.
Memang benar juga, tidak semua ilmu pengetahuan bisa diselesaikan dengan matematika, koherensi, korespondensi, logika, silogisme (premis mayor-minor filsafat) tapi ada hal-hal yang harus kita lihat sendiri (empiris).
Epistimologi
 (Akibat dari Ontologinya, Humme menganggap metode untuk tahu realita itu dengan mata dan empirisme , pengalaman , perhitungan, pengukuran).
Ini berdampak pada kepercayaan Humme akan agama, dan sains karena ontologi .
Tentang agama Humme tidak percaya dengan hukum sebab-akibat (mukjizat), tidak percaya malaikat, setan, surga, Tuhan dan neraka. Karna dianggap tidak bisa dilihat oleh mata kepala sendiri.
Tentang Sains, Humme tidak percaya dengan metode matematika, logika dan silogisme saja. Tapi harus dengan empirisme. Nantinya akan disempurnakan oleh Immanuel Kant yang menggabungkan antara David Humme dan Rene Descartes (empirisme+rasional) yang menjadi metodologi ilmu sains modern saat ini.

AKSIOLOGI
(Akibat dari Ontologi, epistimologi dari Humme tentang pengalaman, pengaplikasian Humme./ etika, estetika).
·         Membuat Humme menjadi seorang skeptis (meragukan ) adanya Tuhan, neraka, surga, mukjizat, malaikat dan hal-hal yang metafisik.
·         Bahwa nafsu itu mengendalikan akal, Humme tidak percaya dan tidak mengedepankan akal, tapi mengedepankan panca indera mata dan nafsu. Sehingga kebaikan dan keburukan menurut Humme karna pengalaman dan nafsu manusia saja.
·         Kaum empirisme menganggap orang baik dan buruk karena apa yang mereka lihat, dengar dan dimana mereka tinggal.

·         Kebenaran itu adalah yang dapat di indera (empiris) sesuai pengalaman, belum penyempurnaan Immanuel Kant (empirisme+rasional) yang jadi metode sains sekarang.
0 komentar

FILSAFAT TIMUR

ARTIKEL FILSAFAT TIMUR
M IQBAL M
FILSAFAT ISLAM
13.2.1.211.004


ONTOLOGI
(APA HAKIKAT/ WUJUD YANG NYATA MENURUT HINDU DAN BUDHA ITU?
APA ITU HINDU DAN BUDHA ITU??)
Om Swastyastu
Hindu dan Budha melihat materi, sesuatu yang dilihat oleh mata ini adalah suatu hal yang maya, fatamorgana, bukan sebenar-benarnya yang asli dan realita.
Hindu dan Budha dalam melihat ontologi atau hakikat lebih kepada hal yang mistik dan spiritual, Hindu percaya dengan adanya Tuhan atau sang widi, sedangkan Budha sendiri percaya untuk sampai kepada kebahagiaan sejati kita harus melepaskan dari kesenangan duniawi dan maya, hal-hal yang membuat manusia tidak sampai kepada kebahagiaan sejati / arwana
Keesaan Tuhan serta WujudNya
                Tidaklah mudah untuk memberikan penjelasan tentang Tuhan karena keterbatasan akal manusia, hal itu menunjukkan begitu kecilnya manusia dihadapanNya. Meski begitu manusia tetaplah membaktikan dirinya dihadapanNya sebagamana tertuang dalam sabda suci Rg veda X.129.6 yaitu:
                  
“Sesungguhnya siapakah yang mengenalaNya. Siapa pula yang dapatmengatakan kapan penciptaan itu. Dana kapan pula diciptakan alam semesta ini, diciptakan dewa-dewa. Siapakah yang mengetahui kapan kejadian itu?”

                  Sabda suci yang serupa juga terungkap dalam Bhagavadgita X.2 yang artinya:
“Baik para dewa maupun resi agung tidak mengenal asal mulaKu. Sebab dalam segala hal, Aku adalah sumber para dewa dan resi agung” (Wayan dalam Aminah .Eds,  2005: 93-94).

Theologi dalam terminologi agama Hindu disebut Brahma Vidya yaitu pengetahuan tentang Brahma (Tuhan). Kesadaran para resi dan tokoh agama Hindu akan keterbatasan bahasa definisi Tuhan, menimbulkan adagium atau term yang menyatakan bahwa Tuhan itu Neti, Neti, Neti (bukan ini, bukan ini, bukan ini). Karena dalam Brahmasutra dinyatakan bahwa Tuhan itu, “Tad avyaktam, aha hi” (sesungguhnya Tuhan tidak terkatakan) (Wayan dalam Aminah .Eds,  2005: 96).
Dalam keyakinan agama Hindu, Brahman atau Tuhan hanyalah satu, esa, tidakj ada duanya, namun karena kebesaran dan kemuliaanNya, para resi dan orang-orang yang bijak menyebutnya dengan beragam nama.
Kitab Veda juga membicarakan wujud Brahman. Di dalamnya menjelaskan bahwa Brahman sebenarnya adalah energi, cahaya, sinar yang sangat cemerlang dan sulit sekali diketahui wujudnya. Dengan kata lain Abstrak, Kekal, Abadi, atau dalam terminologi Hindu disebut Nirguna atau Nirkara Brahman (Impersonal God) artinya Tuhan tidak berpribadi dan Transenden.
Meski Brahman tidak terjangkau pemikiran manusia atau tidak berwujud, namun jikalau Brahman menghendaki dirinya terlihat dan terwujud, hal itu sangat mudah dilakukan. Brahman yang berwujud disebut Saguna atau Sakara Brahman (personal God), Tuhan yang berpribadi atau immanent.
Kedua konsep Tuhan yang impersonal dan personal tersebut di atas dapatlah ditemukan dalam mantra Bhagavadgita IV.6,7,8 dan Bhagavadgita XII,1 dan 3 dengan sebutan sebagai berikut (Wayan dalam Aminah .Eds,  2005: 100):
1.   Paranaamam; Tuhan Maha Tinggi dan Abstrak, Kekal Abadi tidak berpribadi impersonal, nirkara (tak berwujud), nirguna (tanpa sifat guna) dan Brahman.
Tuhan atau Brahman dalam bentuk yang abstrak tersebut di Bali disebut Sang Hyang Suung, Sang Hyang Embang, Sang Hyang Sunya. Karena tidak berbentuk, sulit dibayangkan dan dipikirkan (acintya, Bali).
2.   Vyuhanaama; Tuhan berbaring pada ular di lautan susu. Gambaran Tuhan seperti ini hanya bisa dilihat oleh para dewa. Di Bali penjelasan seperti itu disebut Hana Tan Hana (Ada tidak Ada), artinya Tuhan itu diyakini ada, namun tidak bisa dilihat.
3.   Vibhawanaama; Tuhan dalam bentuk ini disebut Avatara (turun menyebrang). Tuhan. Ia juga biasa disebut Saguna atau Sakara Brahman (personal god). Visualisasinyapun dapat:
    1. Tumbuhan/binatang (Unanthropomorphes): tumbuhan Soma, Ikan, Kura-kura, Babi Hutan, Garuda.
    2. Setengah Manusia-binatang (semi-antropomorphes): Hayagrva yaitu manusia berkepala kuda , Natrasimha yaitu manusia berkepala singa.
    3. Bentuk manusia dengan segala kelebihannya (anthro-pomorphes) seperti Vamana, Sri Raama, Kresna, Bhagawan Sri Sathya Narayana.
4.   Antaraatmanama; Tuhan meresapi segalanya dalam bentuk atma atau zat ketuhanan. Segalanya adalah Brahman (monisme).
5.   Archananaama; Tuhan yang terwujudkan dalam bentuk archa atau pertima (replika mini) seperti patung dalam berbagai bahan dan wujud.

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa ketuhanan dalam agama Hindu adalah perpaduan dari monoteisme transenden, monoteisme imanen, dan monisme. Sekali lagi, ditegaskan dalam agama Hindu apapun wujud dan rupanya Tuhan diyakinain hanya satu (esa). Keesaan Tuhan atau Brahma itu dibuktikan dalam berbagai mantra-mantra (ayat-ayat, red) dalam Veda seperti pada Rg. Veda I.64.46 yang berbunyi:

“Mereka menyebutnya dengan Indra, Mitra, Varuna, dan Agni
Beliau yang bersayap keemasan Garutman
Beliau Esa orang bijaksana menyebutNya banyak
Nama: Indra, Yama, Marisvan

                Mantra di atas juga sama disebutkan dalam Bhagavadgita XI.39 dan juga dalam Savastava. 3 yang menyebutkan bahwa Tuhan itu disebut dengan berbagai nama, walaupun sesungguhnya Brahman itu Esa.
Brahman menurut Veda juga tidak berjenis kelamin dan berusia. Dengan kata lain jenis kelamin dan usia segalanya ada pada diri Tuhan (Artharvaveda.X.8.27: Rgveda VIII.58.2). Hal tersebut logis menurut Vedanta, karena Tuhan adalah segalanya dalam kaitannya konsep monisme. Dengan begitu Tuhan menurut Veda adalah seorang Anak, seorang Ibu, Bapa, Nenek, Datuk, Kekasih dan sekaligus adalah gabungan itu semua, atau bukan semua hal seperti itu (Wayan dalam Aminah .Eds,  2005: 105).
               


EPISTIMOLOGI
(BAGAIMANA CARANYA AGAR SAMPAI KEPADA KEBAHAGIAAN ITU?
BAGAIMANA HINDU DAN BUDHA ITU?)


Baik Hindu maupun Budha lebih menitik beratkan kepada “antroposentris” manusia itu sendiri dan jiwa bagaimana untuk mencapai kebersihan dan kebahagiaan sejati, maka jangan salah jika dalam Budha ada yang disebut dengan bersemedi, bahkan banyak para biksu yang bertapa ke Hutan untuk menjauhkan dirinya dari keduniawian dan mencapai kebahagiaan sejati dan tidak mau lagi reinkarnasi/ hidup kembali ke dunia, karna Reinkarnasi dianggap sebagai penderitaan, dilahirkan kembali ke dunia merupakan penderitaan. Oleh karna itu mereka harus bersmedi dan sampai kepada maqom arwana agar tidak reinkarnasi dan dihidupkan ke dunia ini yang penuh dengan samsara/ sengsara, keinginan dan ketidak bahagiaan ini, , yaitu :
1.       Keinginan-keingina yang melupakan dirinya dengan atman, jiwa , membersihkan diri dan jiwa.
2.       Dukka, nafsu dan hawa ingin menguasai.
3.       Berkonstrasi yang benar.
Hindu sendiri melakukan pembersihan diri, dan jiwa melalui pembersihan atman (jiwa) agar sampai kepada moksah. Jalannya ada beberapa tingkatan, di sesuaikan dengan kasta kita.
Kasta brahmana, ksatria, dsb
Jalan HINDU :
Bhakti : melaksanakan tugas kita sebagaimana kasta kita. Contoh : brahmana yaitu bertapa dan memberi pelajaran.
Ksatria dengan berperang dan menjaga perdamaian dsb.
KAMA : Jalan cinta, merupakan salah satu jalan menuju kebahagiaan, maka ada kitab Kama sutra, yaitu kitab tentang hubungan manusia antara wanita dan pria bagaimana untuk sampai kepada puncak kebahagiaan (klimaks)
NYANA : pembersihan atman agar sampai kepada ananda/ surga, kebahagiaan sejati.

JALAN BUDHA :
1.       Kebenaran tentang penderitaan (reinkarnasi)
2.       Sebab-sebab penderitaan/ dukka (keinginan dan nafsu)
3.       Melenyapkan penderitaan
4.       Metode/ jalan pelenyapan penderitaan.

Ada 8 jalan untuk sampai kepada kebahagiaan :
1.       Penglihatan yang benar
(menjaga mata kita dari hal-hal yang mebuat pusing)
2.       Pikiran yang benar
(berpikiran positif dan menghindari pikiran salah dan jelek)
3.       Perkataan yang benar
(berbicara yang baik dan benar)
4.       Perbuatan yang benar
 ( jangan melakukan kerusakan)
5.       Hidup yang benar
 (tidak mengganggu orang lain)
6.       Usaha yang benar
(bekerja dengan baik dan benar, sesuai ketentuan)
7.       Perhatian yang benar
 (memberi perhatian sesuai, tidak berlebihan)
8.       Konsentrasi yang benar
(bersemedi, melakukan pembersihan diri dan jiwa untuk sampai kepada arwana dan surga, agar tidak reinkarnasi).


AKSIOLOGI
( APA MANFAATNYA SETELAH KITA TAHU TENTANG HAKIKAT DAN METODE HINDU BUDHA? APA PENGAPLIKASIAN DALAM HIDUP KITA?? )


·         Dengan kita tahu tentang hakikat tentang hidup ini, maka diharapkan kita lebih bijaksana dalam melihat perbedaan.
·         Kita dapat berperilaku dan berakhlak baik kepada yang lainnya. (percaya akan karma).
·         Kita tidak terlalu bersedih dengan kehilangan seseorang dan kematian (reinkarnasi).
·         Dengan percaya dengan karma, sebab-akibat. Membuat kita berperilaku baik kepada sesama dan yang lainnya.
·         Kita tidak terlalu pusing dengan masalah dunia da stress dengan apa yang ada di dunia ini, karna kita sibuk dengan diri kita dan bagaimana cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan sampai kepada kebahagiaan.





 
;