UTS FILSAFAT BARAT
M IQBAL M
13.2.1.211.004
STFI SADRA JAKARTA
2. prinsip rasionalisme modern?
Rasionalisme bertentangan dengan Agama?
·
Rasionalisme
modern Rene Descartes percaya dengan adanya inner
idea , atau ide-ide bawaan yang dibawa manusia ketika mereka masih bayi
yaitu : akal, kebaikan, mana yang baik dan buruk, atau dalam Islam nama lain
adalah fitrah
·
Antroposentris,
menolak agama
·
Rasionalisme
memakai akal untuk sampai kepada Tuhan, dan memakai penalaran untuk sampai kepada
realitas yang nyata dan sampai pada Tuhan.
·
Memakai
silogisme, premis mayor-minor, sebab-akibat, untuk pendekatan kepada Tuhan.
·
Akal
itu di ciptakan Tuhan, dan akal yang bersih kita dijaga Tuhan dari kesalahan.
Dan
saya pikir, Rasionalisme itu tidak bertentangan dengan Agama, justru
rasionalisme ingin membuktikan adanya Tuhan dan membuktikan kebenaran agam
dengan akal (rasio murni) tapi banyak kesalahan penafisran yang jusru
menjauhkan manusia dari Tuhan dan agama, juga keimanan. Memang semangat pada
zaman itu untuk melepaskan dogmatis Kristen dan agama.
3. Prinsip-prinsip Empirisme. Dan apa
hubungan empirisme dan skeptisisme?
·
Empirisme
modern, menekankan kepada pengalaman indera
·
Awal
mula Francis Bacon
·
Segala
sesuatu harus dapat di indera dengan mata, jika tidak keluar dari empirisme
·
Pengalaman
adalah segalanya
·
Menyanggah
silogisme, rasio, premis mayor-minor,
sebab-akibat menurut Empirisme belum cukup untuk kebenaran, harus dengan
penyaksian langsung dengan mata dan pengalaman.
·
Bahwa
pengetahuan terdahulu Rene Descartes itu telah dihancukran.
·
Tidak
terlalu membahasa metafisika, agama dan Tuhan. Karna besifat tidak dapat di
indera.
·
Belum
disebut benar jika tidak bisa dilihat mata dan ada pengalaman dan bukti
konkrit, materi.
·
Etika
itu ketika melihat perilaku manusia.
Hubungan
empirisme dengan skeptisisme (ragu), karna pengalaman itu bersifat berubah-ubah
maka keimanan pun berubah-ubah dan meragukan segala sesuatu. Apa yang dilihat
oleh mata sekarang, belum tentu untuk besoknya juga akan sama seperti itu. Maka
empirisme itu bersifat berubah, dan meragukan adanya Tuhan, mukjizat, malaikat,
Tuhan karna tidak dapat dibuktikan dengan mata dan pengalaman.
5. Kritik atas
pandangan David Humme.
Humme
mungkin membantah salah satu keimanan agama yaitu tentang : Tuhan, mukjizat,
malaikat itu hanya bisa melalui pendekatan rasional dan akal saja. Tuhan( yang
tidak terlihat) maka pendekatannya dengan akal juga( yang tidak terlihat ),
Namun yang tidak terlihat dengan mata indera belum tentu tidak ada. Pendapat
tentang empirisme ekstrim ini sangat membahayakan bagi umat Islam, apakah
segala sesuatu harus dilihat dengan mata?? Dan jika tidak terlihat dengan mata
itu tidak ada? Mungkin Tuhan memang tidak bisa dengan pendekatan empiris,
pengalaman indera.
Hanya
bisa dengan akal, burhan, argumentasi gradasi wujud, spiritual, pengalaman
bathin, tasawuf, irfan. Yang ingin saya kritisi adalah yang tidak terlihat oleh
Indera (mata) belum tentu tidak ada. Atau mungkin justru yang tidak terlihat
oleh mata ini yang benar-benar yang ada dan mono-realisme. Satu dan yang paling
benar-benar ada (eksistensi) dan lebih wujud daripada kita (manusia dan materi).
6. Apakah
Rennaisance terjadi di Islam?
Saya
pikir sedang, salahsatunya sedang dilakukan negara Iran, dan mengembangkan
sayapnya ke Indonesia ke STFI SADRA Jakarta, dengan semangat para filsuf Muslim
dan membangun peradaban dan rennaisance Islam. Iran ingin kembali membangun
Islam menjadi raja dunia, walau menurut saya ada kepentingan politik dibalik
itu semua yaitu Iran ingin dibantu, karna Iran merupakan negara yang sudah lama
di boykot oleh Eropa dan Amerika, Iran sebenarnya ingin merangkul Indonesia
yang sama-sama mayoritas Muslim, namun kendala dari Iran sendiri bahwa
Indonesia merupakan negara Sunni bukan Syiah, karna berbeda ideologi dan Wahabi
juga yang menjadi musuh bubuyutan Iran, sangat susah untuk merangkul Indonesia
dan sama-sama melawan ARAB, karna orang Indonesia itu tidak mau berurusan dan
punya masalah dengan negara manapun, baik Amerika, Arab, atau Israel. Indonesia
merupakan negara yang masih berkembang dan belum maju.
Tak
ada salahnya jika Iran meminta Indonesia untuk membantu Iran dan membangun
peradaban Islam, tapi menurut saya sangat susah.
Kita
lihat bagaimana sepak terjang Iran untuk membangun peradaban Islam, saya
sendiri mencoba untuk membangun peradaban Indonesia sendiri, dengan cara damai
tentunya, bukan ekstrim seperti ISIS.
Saya pikir ukhuwah Islamiyyah harus lebih di utamakan, peduli itu. Niat atau
tidak ISLAM mengambil alih peradaban dunia, atau syukur dan merasa cukup saja
dengan yang ada sekarang ini.
1.ESSAI TENTANG
FILSAFAT, AGAMA DAN SAINS 2 BUKU REFERENSI :
Lavine TZ. 2003. David Hume, Yogyakarta:
Jendela.
Russel Bertrand. Sejarah Filsafat Barat (perpustakaan Sadra tanpa
Penerbit).
Hardiman. F
Budi, 2004, Filsafat Modern (dari
Machiavelli sampai Nietzsche), Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
FILSAFAT, AGAMA DAN
SAINS
Berbicara tentang
filsafat, agama dan sains tidak akan ada habisnya, karena pembahasan ini selalu
hangat untuk diperbincangkan baik pada zaman dahulu maupun sekarang. Karna
temanya yang selalu up to date dan
tak lekang di makan zaman.
Filsafat, agama dan
Sains dalam hubungannya dengan Buku yang saya baca, kebetulan buku yang saya
baca berhubungan dengan empirisme atau
pengalaman dan David Humme, Semangat dari kaum empirisme adalah ingin
menyempurnakan apa itu kebenaran. Sebelumnya saya ingin mengutip apa kata
Muhammad Iqbal Al-Pakistani seorang filsuf dari Pakistan, beliau mengatakan “baik agama maupun sains sebenarnya mencoba
untuk membuktikan apa itu kebenaran, dengan metode yang berbeda. Baik agama
maupun sains keduanya beranggapan dengan metode yang benar. (read: sains ;
empirisme +rasional, agama (rasional+intuisi+spiritual+keimanan).”
Ontologi
(Humme hanya percaya bahwa yang ada itu yang
bisa dilihat oleh mata; wujud, eksistensi, materi, hal yang penting)
Kita kembali, niat
David Humme sebenarnya baik, ingin menyempurnakan teori yang sebelumnya, bahwa
kebenaran itu hanya bisa dengan pendekatan rasional saja (Rene Descatres)
padahal tidaklah demikian, David Humme datang dengan pandangan empirisme nya,
walau dikatakan empirisme yang radikal dan ekstrim bahwa segala sesuatu harus
bisa dilihat oleh mata, mukjizat, Tuhan, malaikat sebagai salah satu dari
konsep agama itu menurut David Humme susah untuk dijelaskan dan di buktikan
secara mata inderawi.
David Humme hanya
percaya dengan apa yang bisa dilihat dan diukur, kebaikannya untuk
menyempurnakan metode sains malah menjadikan dia menjadi seorang skeptis (ragu)
.
Teori Humme tentang
bola penghancur, teori Rene Descartes bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dinalar
oleh akal (rasio) manusia yaitu harus dengan pengalaman, salah satu dalilnya
yaitu :
Kita tidak bisa tahu apakah besok matahari
akan terbit atau tidak, baik dengan seba-b-akibat, premis mayor-minor pun
seberapa hebatnya kita melakukan premis mayor-minor dan sebab-akibat.
Kesimpulannya, tetap saja kita harus melihat langsung keesokan harinya apakah
matahari akan terbit atau tidak.??? Harus dengan mata, pengalaman diri sendiri.
Memang benar juga,
tidak semua ilmu pengetahuan bisa diselesaikan dengan matematika, koherensi,
korespondensi, logika, silogisme (premis mayor-minor filsafat) tapi ada hal-hal
yang harus kita lihat sendiri (empiris).
Epistimologi
(Akibat dari Ontologinya, Humme menganggap
metode untuk tahu realita itu dengan mata dan empirisme , pengalaman ,
perhitungan, pengukuran).
Ini berdampak pada
kepercayaan Humme akan agama, dan sains karena ontologi .
Tentang agama Humme
tidak percaya dengan hukum sebab-akibat (mukjizat), tidak percaya malaikat,
setan, surga, Tuhan dan neraka. Karna dianggap tidak bisa dilihat oleh mata
kepala sendiri.
Tentang Sains, Humme
tidak percaya dengan metode matematika, logika dan silogisme saja. Tapi harus
dengan empirisme. Nantinya akan disempurnakan oleh Immanuel Kant yang
menggabungkan antara David Humme dan Rene Descartes (empirisme+rasional) yang
menjadi metodologi ilmu sains modern saat ini.
AKSIOLOGI
(Akibat
dari Ontologi, epistimologi Humme
tentang pengalaman, empirisme ekstrim. Maka pengaplikasian Humme tentang etika,
estetika).
·
Membuat
Humme menjadi seorang skeptis (meragukan ) adanya Tuhan, neraka, surga,
mukjizat, malaikat dan hal-hal yang metafisik.
·
Bahwa
nafsu itu mengendalikan akal, Humme tidak percaya dan tidak mengedepankan akal,
tapi mengedepankan panca indera mata dan nafsu. Sehingga kebaikan dan keburukan
menurut Humme karna pengalaman dan nafsu manusia saja.
·
Kaum
empirisme menganggap orang baik dan buruk karena apa yang mereka lihat, dengar
dan dimana mereka tinggal.
·
Kebenaran
itu adalah yang dapat di indera (empiris) sesuai pengalaman, belum
penyempurnaan Immanuel Kant (empirisme+rasional) yang jadi metode sains
sekarang.
·
Etika
perilaku kebaikan dapat dilihat dari apa yang diperbuat seseorang.
·
Estetika
tentang apa yang terlihat oleh mata.
0 komentar:
Post a Comment